Menerima pemotretan WEDDING CERRMONY PRE WEDDING WISUDA EVENT BIRTHDAY MODEL PRODUCT DLL CONTACT US 081368052602 PIN 2BC87F83 DISKON 30% SELAMA PROMOSI TRUST US TO CAPTURE YOUR SPECIAL MOMENT AND BRING OUT YOUR IMAGINATION TO REAL IMAGE

Tuesday, December 1, 2015

Jelang Akhir Tahun, Razia Polisi Minta Uang Kian Marak



Laporan : Didi Wirayuda (Wartawan Pekanbaru Pos)

PEKANBARU (Pepos)-Meski untuk mencegah dan menekan tingginya angka kecelakaan lalulintas yang terjadi di Pekanbaru, namun razia yang dilakukan oknum Polisi di Pekanbaru dikeluhkan warga. Keluhan ini terutama dari cara melakukan razia yang dinilai tidak taat aturan, dan terkesan mencari kesalahan, belum lagi permintaan uang damai yang tanpa malu malu dilakukan oknum polisi nakal dari Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu.

"Kami juga senang aparat kepolisian, merazia kendaraan biar Pekanbaru ini tertib dan tingkat kecelakaan itu bisa turun,"Ujar Andi (21) kepada Pekanbaru Pos, Senin (30/11) tepat di Jalan Jenderal Sudirman, Depan Star City.
Namun kata Andi, harusnya jika ingin melakukan razia ada pemberitahuan, berupa papan atau tanda bahwa didepan ada dilakukan penertiban kendaraan oleh pihak yang berwajib.

"Kalau mau razia harusnya 100 meter atau 50 meter itu ada tanda bahwa polisi tengah melakukan penertiban kendaraan, ini pas lewat langsung diberhentikan,"keluhnya.

Hal senada disampaikan Tanto (26) Ia mengaku polisi dari polsek pekanbaru kota di Jalan Jenderal Sudirman seperti mencari cari kesalahan pengendara. Meski tidak ada palang resmi tanda sedang razia, para oknum polisi yang sepertinya sudah terbiasa mengincar warga yang kurang tertip, langsung mencari kesalahan, mulai dari lampu, spion, stnk dan sim, sampai ketutup pentil.

"Kita tidak masalah akan hal itu, karena emang tugasnya. Yang salah itu ketika oknum polisi mulai melakukan tawar menawar di jalan dengan korbannya,"sebutnya.

Ia mengaku ditawari bisa tidak jadi ditilang, namun membayar uang Rp 150.000, karena STNK motor tertinggal. Namun setelah minta bantuan seorang teman untuk mengantarkan STNK. Dan diberikan kepada oknum polisi tersebut, malah kesal dan marah bilang sudah terlambat.

"Artinya saya di tilang bukan karena tidak ada STNK, tapi karena tidak mau membayar polisi tersebut,"keluhhnya.

Tanto mengaku sementara para korban yang sama sama terkena razia bisa tidak jadi kena tilang, karena bersedia membayar nonimal yang di minta. Meski bukan rahasia umum lagi, tapi Tanto berharap polisi di Pekanbaru, belajar menjadi polisi jujur dan memberikan makanan yang halal untuk anak istri di rumah.

"Jangan ada tawar menawar di jalanan, setahu saya kalau ada STNK polisi tidak bisa menahan kendaraan kita,"kesalnya.

Sementara itu,  Wahyu Tiendang Dewi (31) warga Pekanbaru sebaiknya di liat dari dua sisi. Memang benar masih ada beberapa oknum polisi yang kelakuan minus. Tapi alangkah lebih baik kalau sebagai pengguna jalan juga lebih berhati hati dan menaati peraturan, seperti bawa surat surat kendaraan dan lain sebagainya yang memang diwajibkan untuk pengendara.

"Karena tidak mungkin ada asap, kalau tidak ada api,"sebutnya.

Ia berpendapat jika terkena razia, lebih baik ikut sidang karena bayarnya tidak mahal. Hitung hitung refleksi dari sikap jujur dan bertanggung jawab.
"Jangan teriak oknum polisi tidak jujur, kalau kita saja masih menyuap, karena si pemberi dan penerima suap sama saja tidak jujur,"tegasnya.

Sementara, Farsyadi (36) Mahasiswa. Ia mengaku pengendara motor harusnya berani kalau benar, karena motor hanya boleh ditahan jika STNK motor tidak ada. Dan STNK bisa ditahan jika pengguna melanggar standar keselamatan, seperti tidak menggunakan helm, spion dan lampu.

"Jika kesalahannya melanggar rambu lalu lintas yang ditahan itu harusnya SIM dan Jika SIM tidak ada makan STNK yang ditahan. Intinya STNK untuk kesalahan kendaraan, dan SIM untuk pelanggar lalu lintas dan keselamatan,"tuturnya.

No comments:

Post a Comment