MUI Pekanbaru Nyatakan, MLM Q-Net Haram

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pekanbaru, Prof Dr Ilyas Husti MA

Laporan : Didi Wirayuda (Wartawan Pekanbaru Pos)

PEKANBARU (Pepos)-Suaranya mendadak meninggi diseberang telfon, saat mendapat kabar jika Bisnis Multi Level Marketing QNET banyak memakan korban di Pekanbaru. Apalagi mayoritas korbannya merupakan mahasiswa dan orang orang tidak mampu, yang dipaksa untuk menjual harta bendanya untuk bisa bergabung ke bisnis ini.

"Itu jelas penipuan, dalam Islam ini haram,"Berang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pekanbaru, Prof Dr Ilyas Husti MA, kepada Pekanbaru Pos, Minggu (1/3) saat dimintai tanggapannya terkait penipuan MLM Q-Net yang akhir akhir ini meresahkan masyarakat Kota Pekanbaru.


Ia memaparkan jika dalam agama Islam, sudah di atur bagaimana usaha atau jual beli yang sah menurut agama, dan melanggar syar’I dengan cara menipu merupakan salah satu yang diharamkan.

"Inikan namanya memanipulasi,ini jelas adalah haram dan dilarang dalam agama, bagaimanapun bentuknya,"Paparnya.

Ilyas mengatakan Q-net ini, diawal saja sudah melakukan penipuan, Karena setiap bisnis apapun yang kita lakukan, harus jelas subtansinya dan tidak ada penipuan atau lebih kepada suka sama suka.

"Kalau dalam hukum jual beli, harus jelas penjualnya, siapa pembelinya dan juga harus jelas barangnya,"Ujarnya.

Ia mengibaratkan kasus ini seperti penjual mangga di pasar, dimana mangga yang bagus di letakkan di bagian atas, sementara mangga yang busuk di letakkan di bagian bawah, untuk menipu mata pembeli, namun sesampai dirumah pembeli kecewa. Begitu juga modus yang dilakukan Qnet dalam menjaring korbannya dengan mengatakan adanya lapangan pekerjaan di salah satu perusahaan Migas, namun setelah sampai disana ternyata perusahaan tersebut MLM.

"Ini sama dengan kasus MLM Pajar Massa dulu, mereka berkedok pengajian, kemudian kita laporkan, dan akhirnya di tutup,"Ungkap Ilyas.

Untuk itu ia meminta kepada korban-korban penipuan Q-net ini, untuk melaporkan penyimpangan yang terjadi ke MUI Pekanbaru, agar bisa di ambil langkah cepat untuk
penjegahan sebelum lebih banyak lagi korban yang berjatuhan.

"Semua kerahasian pelapor akan kita jamin, jadi tak perlu takut,"Janjinya.

Ilyas mengaku saat ini saja, sudah ada 6 laporan, kasus MLM seperti ini yang masuk ke MUI Pekanbaru, kalau ditambah Q-net ini menjadi 7 Kasus. Ia juga meminta Walikota Pekanbaru, (Firdaus-Red), melalui dinas terkaitnya untuk turun kelapangan untuk memeriksa kelegalan dari perizinan perusahaan Q-Net tersebut, jika di dapati tidak berizin atau pun ada kejanggalan dalam kegiatannya, ia meminta segera ambil tindakkan tegas.

"Setiap kegiatan usaha yang ada di Pekanbaru, tentu harus ada izinnya, ini yang harus di pantau,"Paparnya.

Berangkat dari kesimpulan ketidak-halalan sistem MLM QNET, Ilyas menghimbau kepada masyarakat Pekanbaru, terutama Umat Islam untuk menghindari bisnis tersebut. dan selalu waspada atas tawaran bisnis atau lowongan pekerjaan yang tidak jelas, jangan mudah tergiur dan mudah tersugesti akibat terlalu berharap mendapatkan pekerjaan yang di inginkan.

"Biasanya, jika pikiran kita kosong, sangat mudah tersugesti, rahasianya kita harus dekat dengan Tuhan, agar tetap selalu waspada,"Ujar Ilyas.

Sebelumnya, saat Pekanbaru pos yang melakukan Investigasi di lapangan, menemukan banyak sekali korban yang bermunculan dari kasus ini, seperti salah satu yang di alami, Riki (24) warga panam, mengaku adik kandungnya pernah hampir termakan rayuan agen Qnet, yang mayoritas mereka orang yang di kenal.

"Agen Q-net ini kawan adik saya, di tau adik saya lagi butuh pekerjaan,"Ujarnya bercerita kepada Pekanbaru Pos.

Adiknya  awalnya tergoda, karena di tawari dengan gaji yang tinggi, kemudian juga di yakinkan dengan dibawa ke salah satu Hotel untuk menghadiri pertemuan.

"Syarat masuk kerja disana, katanya harus bayar uang masuk 7 hingga 8 juta, dengan alasan lewat jalur belakang,"Tutur Riki.

Selidik punya selidik, ternyata setelah membayar uang  tersebut, adiknya juga di wajibkan mencari anggota dibawahnya agar mendapatkan bayaran di pekerjaannya ini.

"Saya langsung bilang kalau itu penipuan, jangan di percaya, yang ada uang tidak kembali,"tegasnya.

Namun dugaan riki benar adanya, kecurigaan timbul saat agen Q-net, mendesak adiknya untuk segera membayarkan uang tersebut segera mungkin, karena sudah ditanya orang perusahaan tempatnya bekerja.

"Adik saya menolak untuk memberikan uangnya, dan lantas mereka marah, dan mengancam akan melaporkan ke polisi, dengan alasan pencemaran nama baik,"Cerita Riki.

Tak hanya sampai di situ saja, adiknya juga mendapatkan teror melalui facebook, dan telfon yang tidak dikenal, menanyakan alamat rumah dan minta bertemu.

"Agen Qnet bahkan sempat mengatakan, gadaikan atau jual motor saja untuk bisa membayar,"Tutupnya. (Did)