Ketua PHRI Riau Ondi Sukmara, terlihat berdiskusi dengan para Chef Hotel foto didi wirayuda |
Laporan : Didi Wirayuda (Wartawan Pekanbaru Pos)
PEKANBARU (Pepos)-Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di angka Rp 14.137, tidak terlalu berpengaruh terhadap hunian hotel di Riau. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau justru memprediksi okupansi hotel di Riau khususnya Pekanbaru akan cenderung meningkat pada semester III 2015 ini.
Hal ini disampaikan Ketua PHRI Riau Ondi Sukmara, Ia mengaku optimis jika semester ke tiga ini tingkat hunian hotel akan terus merangkak naik, pasalnya pada semester pertama okupansi tergolong rendah, berkisar 30 persen. Kemudian mulai membaik di semester ke II sebesar 60 persen.
"Disemester ke tiga ini okupansi hotel berkisar 62 sampai 65 persen hampir merata diseluruh hotel,"Ucapnya kepada Pekanbaru Pos, Rabu (26/8).
Ondi semakin yakin di akhir tahun okupansi hotel bisa di angka 70 hingga 80 persen, saat ini okupansi tertinggi masih di pegang oleh Hotel Pangeran yakni di angka 80 persen, posisi kedua Hotel Jatra 75 persen, dan posisi ketiga Hotel Furaya 68 persen.
"Salah satu faktor saya yakin kegiatan pemerintah bakal ramai, karena penyerapan APBD Riau semester pertama kedua masih rendah berkisar 30 persen,"Ujarnya.
Untuk itu, kata Ondi di agustus beberapa kegiatan pemerintah sudah harus dilaksanakan sebelum akhir tahun,jika tidak akan terjadi silva yang cukup besar di ABPD Riau, yang mengharuskan dana tersebut di kembalikan ke pusat, dan kabarnya jika itu terjadi dana yang dikembalikan tersebut akan dikembalikan lagi ke Riau tanpa ada penambahan.
"Artinya kita tetap menggunakan sisa ABPD yang ada, tanpa ada penambahan, inikan yang rugi Riau,"Sebut Ondi.
General Hotel Furaya ini juga mengaku jika ia sudah mengingatkan Stakeholder yang ada di Riau, kalau tidak segera menggunakan buget APBD tersebut dengan kegiatan, maka akan terlambat. Pasalnya saat ini hanya tinggal 4 hingga 5 bulan lagi sebelum akhir tahun dana ABPD tersebut harus sudah di pakai.
"Karena di desember kita sudah close, saat ini paling banyak aktifitas di Hotel adalah dinas pendidikan dan kesehatan,"Tutur Ondi.
Ondi mengakui jika selama ini faktor yang mendorong tingkat hunian adalah program pemerintah yang melakukan rapat di hotel. Jika PNS sering melakukan rapat di hotel, okupansi hotel akan mengalami tren positif.
"Jika okupansi mencapai 70 hingga 80 persen, artinya hotel sudah untung,"Ucapnya.
Ia menambahkan pemerintah Riau jangan lagi takut untuk membelanjakan dana ABPD, karena rapat di luar kantor menggunakan fasilitas hotel/villa/cottage/resort maupun ruang gedung lain yang bukan milik pemerintah dapat dilakukan secara selektif. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri PAN-RB no. 6/2015.
"Karena jika tidak dari Pemda, kepada siapa lagi kita berharap, karena Pekanbaru bukan tujuan wisata,"Imbuhnya.
Namun yang dikhawatirkan Ondi saat ini soal kabut asap yang tak kunjung sirna. Padahal baginya imbas terbakarnya lahan dan hutan tersebut sangat mempengaruhi tingkat hunian.
"Kalau kabut asap tidak membaik, orang tidak mau datang," katanya.
Dirinya berharap pemerintah provinsi maupun daerah bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Sehingga tidak melumpuhkan sektor bisnis.
"Kita masih bersyukur kabut asap kali ini tidak separah tahun lalu,"Paparnya.
Sementara itu, Food & Beverage Manager Hotel Furaya, Iwan Juansya mengakui jika membaiknya okupansi Hotel saat ini. Rata rata setiap harinya dari 226 room yang tersedia 200 room terisi penuh.
"Untuk beberapa iven, seluruh meeting room terisi penuh dan sebagian besar iven di isi oleh agenda pemerintahan,"Ujarnya.
Iwan mengaku dari 16 ruangan meeting yang ada di Hotel Furaya semua berfungsi, beberapa meeting room, di bulan Agustus sudah di booking oleh beberapa instansi baik swasta juga pemerintahan.
"Jadi setelah satu acara check-out, sudah ada yang menunggu untuk check-in,"Pungkasnya. (did)
No comments:
Post a Comment