Menerima pemotretan WEDDING CERRMONY PRE WEDDING WISUDA EVENT BIRTHDAY MODEL PRODUCT DLL CONTACT US 081368052602 PIN 2BC87F83 DISKON 30% SELAMA PROMOSI TRUST US TO CAPTURE YOUR SPECIAL MOMENT AND BRING OUT YOUR IMAGINATION TO REAL IMAGE

Saturday, November 17, 2012

Walikota Plin Plan,Pedagang Gulung Tikar


Tampak pembeli sedang berbelanja memilih sepatu di pasar senggol
 PANAM (Pepos)- Lokasi yang strategis di belakang pusat perbelan­jaan Giant dan dekat dengan kampus dan kos-kosan mahasiswa, serta di dukung dengan fasilitas listrik, parkiran, Toilet, mushala, dan tentu saja keamanan, kebersihan dan kenyamanan, membuat suasana Pasar senggol semakin ramai oleh pembeli, ini terlihat ketika pekanbaru pos mencoba mengunjungi pasar senggol, sabtu malam (03/11).

Memasuki pasar, tersedia parkiran yang cukup luas di sebelah kanan, dengan penjagaan tiket masuk kendaraan seperti di sewa­layan, dengan membayar Rp 1000 rupiah, pengunjung tidak perlu was-was lagi dengan kendaraannya, hilang atau pun tersenggol dengan kendaraan yang lain, karena ada petugas parkir yang menata kendaraan pengunjung pasar.
Sekitar 300 lebih kios para pedagang dengan ukuran 3x3 meter  tertata dengan rapi, pasar di atur berdasarkan blok-blok A sampai Z, untuk memudahkan para pembeli mencari kios yang di inginkan, lantainya menggunakan semen permanen, dan untuk sementara menung­gu bantuan tenda dari pemko, para pedagang menutupi kiosnya dengan terpal biru, dan saat hujan datang pedagang tidak perlu kuatir dengan barang dagangannya kebasahan, atau harus menutupi dengan terpal, karena kios para pedagang sudah dibuat permanen dengan atap-atap plastik disetiap tempat berjualan pedagang, tidak ada banjir dan tanah lembek yang terlihat, seperti di takutkan para pedagang lain, karena di sekeliling pasar sudah ada renaise untuk menampung air hujan yang datang.
Keamanan pasar sangat terjamin, karena sudah ada petugas keamanan yang disediakan oleh pihak pengelola pasar, yang berjaga di Pos penjagaan di pintu masuk pasar, dan jika para pedagang selesai berjualan, mereka tidak membawa barang dagangannya pu­lang, mereka meninggalkannya di kios masing-masing, hanya menutu­pinya dengan terpal, karena pihak keamanan setiap malam melakukan ronda keliling menyusuri blok blok kios para pedagang.
Untuk masalah sewa lapak, para pedagang menilai sangat transparan pengelolaannya, karena pedagang membayar langsung melalui bank Riau, setelah mengisi formulir dengan data yang lengkap, para pedagang menyetor ke pada teller bank sebesar 450 ribu rupiah untuk setiap bulannya, tidak ada calo, tidak ada pungutan-pungutan lain, atau bahkan jatah preman seperti pasar-pasar lain "450 itu sudah bersih, untuk keamanan, kebersihan, listrik, dan kios" Kata Eci (21) pedagang.
     Eci mengatakan, sebenarnya tempat tersebut sangat nyaman untuk para pedagang berjualan, kalau untuk alasan sewa yang mahal, ia merasa pengeluarannya hampir sama saja," Bayangkan saja, di pasar yang lama kita dikenakan tarif listrik 5000 x 2 lampu = 10.000, kebersihan 1000, keamanan 3000, belum lagi biaya sewa gudang 100 ribu perbulan, totalnya 490 ribu perbulan" Kata Eci.
 " Itu dana yang masih terlihat, belum lagi pungutan-pungutan yang lain" Tambahnya.
" Kalau yang mengatakan biayanya mencapai 900 ribu, itu karena ada sebagian para pedagang yang mengambil kios 2 unit, 450 dikali dua kan 900 ribu" Ujar Eci.
 Untuk masalah becek atau kotor, eci yang sudah berjualan selama 2 bulan di pasar senggol mengaku tidak mengalaminya, "  Mungkin waktu pertama kemarin iya, namanya juga baru, tanahnya masih belum padat" Katanya.
 "Kalau sekarang sudah tidak lagi, soalnya kita di bebaskan untuk memperbagus kios dengan permanen,tidak seperti pasar yang disana dulu, kita tidak bisa bebas" Katanya lagi.
Dan masalah kebersihan, pedagang hanya tinggal menaruh sampah dagangan di depan kios, nanti ada petugas kebersihan yang mengambilnya," Dan kita tidak membayar, karena sudah masuk biaya 450 ribu tersebut" Ungkap Eci kepada pekanbaru pos.
Hal senada disampaikan Anto (30) Pedagang Baju anak-anak ia mengaku lebih trasparan pengelolaan di pasar yang baru, karena disini tidak ada pungutan," sama-sama taulah, yang namanya pasar, pasti ada jatah preman, Untuk RT, RW, Pemudalah, alasannya keama­nan" Kata Anto.
 Anto membantah kalau di Pasar yang lama tidak ada membayar lapak, "Mungkin iya, untuk pedagang yang lama, tapi untuk peda­gang yang baru, dikenakan kok" Katanya.
"Disana biasanya para pedagang membayar 400, 700 hingga 800 ribu kepada pak haji atau juga cina pemilik ruko" kata Anto lagi.
 Kalau alasan pedagang tidak ada tempat lagi itu tidak benar, " Karena yayasan sudah menyiapkan tempat untuk para peda­gang disana, jika mau pindah, saat ini sedang dikerjakan, lagi tahap pembersihan" Tutur  anto kepada pekanbaru pos.
 Anto mewakili para pedagang pasar senggol meminta ketegasan Walikota untuk bertindak cepat, karena alasan para pedagang tidak mau pindah disebabkan pembeli yang kurang bukan alasan," memangn­ya dulu waktu pasar jongkok baru dibuka, langsung ramai, tidak kan" Kata Anto.
 " Coba para pedagang semua kompak, pindah ke pasar yang telah disediakan pemko,  Saya yakin 100 persen seadainya disana di tutup,pasti disini ramai" Katanya.
 Ia menambahkan agar Walikota jangan Plin-plan dalam mener­tipkan para pedagang, karena jika pasar jongkok masih dibuka, banyak para pedagang yang gulung tikar,"Kuncinya satu, tindak 
tegas pedagang yang membandel" Jelas anto.
"Pasti ada kepentingan yang mengkompori para pedagang, karena yang demo kemarin tidak semua dari pasar jongkok, karena sudah 80 % persen pedagang lama sudah pindah kesini, yang disana 
banyak pedagang baru" Katanya.
"Hanya pedagang sepatu dan tas itu saja yang lama, yang lainnya pedagang baru yang memanfaatkan momen" Tutupnya.
 Sementara itu Nara (27) Mahasiswa mengaku pasar yang baru sangat nyaman, lebih tertata dan tertib, ia suka berbelanja di pasar senggol karena lebih bersih dibanding dengan pasar yang lama," Pasarnya juga dekat dengan kos saya, kalau mau belanja, jalan kaki juga dekat"  Aku Nara.
 Ia menyayangkan pedagang yang masih berjualan di pasar  jongkok, karena sangat mengganggu," disamping macet, juga meng­ganggu keindahan kota, katanya pekanbaru kota peraih penghargaan 
adipura, kok pasarnya tidak tertata dengan baik" Tuturnya.
      Hal senada di ungkapkan Erna Ruwati (42) Warga kota pekan­baru, tidak etis rasanya, melihat pasar-pasar di tepi jalan, disamping tempatnya tidak beraturan, pembeli juga harus was-was saat melewati pasar tersebut, agar terhindar kecelakaan, dari padatnya arus lalu lintas, dan diperparah pedagang yang suka sembarangan menggelar dagangannya," Mari sama-sama melestarikan kota, biar indah, ikuti peraturan yang ada dikota pekanbaru" Kata Erna.
 Ia menambahkan pemerintah harus terus mensosialisasikan keberadaan pasar senggol kepada masyarakat,"harus ada kerja sama antara masyarakat, pedagang dan pemerintah untuk keindahan Kota bertuah ini" tutupnya. Didi Wirayuda



No comments:

Post a Comment