Menerima pemotretan WEDDING CERRMONY PRE WEDDING WISUDA EVENT BIRTHDAY MODEL PRODUCT DLL CONTACT US 081368052602 PIN 2BC87F83 DISKON 30% SELAMA PROMOSI TRUST US TO CAPTURE YOUR SPECIAL MOMENT AND BRING OUT YOUR IMAGINATION TO REAL IMAGE

Thursday, November 22, 2012

Nasip Pasar Cik Puan di Gantung

Keadaan Gedung pasar cik puan yang dibangun tampak terbengkalai. foto: didi wirayuda
PEKANBARU - Permasalahan pasar di kota Pekanbaru semakin kompleks, ini karena banyak pasar-pasar yang ada di Kota Bertuah ini tidak berada di satu tempat, dan penertipan pasar yang dilakukan pemerintah, tidak merangkul serta orang-orang lama yang puluhan tahun mengelola pasar membuat beberapa pedagang berujuk rasa, hal ini diperparah dengan ketidak tegasan pemerintah terhadap nasip pedagang kecil membuat banyak pedagang memilih berjualan di pinggir-pinggir jalan.


Salah satu pasar yang menjadi buah bibir saat ini adalah Pasar Tradisional Modern Cik Puan dijalan Tuanku Tambusai, Pasar yang sudah ada sejak tahun 1973 ini, setelah terjadi kebakaran hebat yang meratakan kios pedagang pada beberapa tahun lalu, pemerintah berencana membangun pasar modern pada tahun 2010, dan dilanjutkan pada 2011 dengan memakan anggaran 20 miliar, akan tetapi hingga kini 2012 belum ada kejelasan kapan pasar selesai, ini membuat sekitar 300 pedagang terluntang lantung. Permasalahan sengketa lahan Pemerintah Kota (Pemko) dan Pemerintah Provinsi (Pemrov) menjadi faktor utama, jika masalah ini berlarut-larut sulit untuk menarik investor menanamkan modal,apa lagi tahun ini pembangunan yang sudah mencapai 40 persen ini dihentikan, karena tidak ada anggaran untuk pembangunan pasar Cik Puan di APBD tahun 2013. Kamis (22/11).

Sementara itu, pasar sementara yang dibuat swadaya oleh para pedagang, dinilai tidak layak dan rawan kebakaran, ini terbukti pada tahun 2011, puluhan kios yang terbuat dari triplek dan seng, dengan kondisi sempit dan rapat, habis dilalap si jago merah, menimbulkan kerugian puluhan juta pada para pedagang kecil.

Hal itu dikeluhkan oleh salah seorang pedagang, Syahril (52) ia yang sejak tahun 1981 berdagang disana, merasa penurunan omset yang drastis beberapa tahun belakangan," Pasar sekarang agak sepi, dulu ia bisa mendapatkan keuntungan 500 sampai 600 ribu sehari, sekarang hanya separohnya" Ujarnya.

Ia berharap pemerintah memandang pedagang kecil,"Jangan malah bertengkar dan melepas tanggung jawab, itu kan bukan contoh yang baik" Kata Syahril.

Ia menuntut pemerintah serius menangani ini, dengan tidak mengorbankan pedagang kecil, " Walau pun pasar cik puan ini dibangun dengan megah, tapi kami para pedagang kali lima seperti ini tidak mampu membayar kios yang ada, karena pasar-pasar modern biasanya untuk orang-orang berduit" Katanya lagi.

"Pasar tradisional harus ada, karena itu bentuk dari variasi pasar" Tambanya

"Menjadi pertanyaan besar bagi kita, kenapa saat pemerintah yang mengelola pasar, tidak ramai, sedangkan pihak swasta yang mengelola selalu ramai" Tutupnya.

Sementara itu salah seorang pengunjung pasar, Fitmawati (47) merasakan tidak nyaman berbelanja di pasar sementara cik puan ini, disamping becek akibat tidak adanya parit atau saluran reinase, sempitnya jalan dan rapat-rapatnya kios membuat kesulitan pembeli," Masalah perizinan lahan itu bukan alasan, masa sudah bertahun-bertahun pemerintah juga tidak bisa menyelesaikannya" Ungkapnya

Kita masyarakat kota Pekanbaru menghimbau pemerintah secepatnya menyelesaikan permasahan pasar ini," Kasihan pedagang, banyak kios-kios yang kosong"Katanya.

"Dulu katanya 2011 selesai, tapi sekarang sudah 2012 belum juga selesai, apa menunggu pemerintah selanjutnya, baru dapat diselesaikan" Tuntut Fitmawati. Didi Wirayuda

1 comment: