Menerima pemotretan WEDDING CERRMONY PRE WEDDING WISUDA EVENT BIRTHDAY MODEL PRODUCT DLL CONTACT US 081368052602 PIN 2BC87F83 DISKON 30% SELAMA PROMOSI TRUST US TO CAPTURE YOUR SPECIAL MOMENT AND BRING OUT YOUR IMAGINATION TO REAL IMAGE

Monday, December 24, 2012

SRMI: Wali kota pengecut, hanya berani di media

foto:http://www.berdikarionline.com
PEKANBARU (Pepos)- Terkait rapat muspida yang dilakukan walikota firdaus ST MT kemarin, yang hasilnya meminta dinas pasar dan satpol PP bertindak tegas terhadap
pedagang kali lima ditaman kota yang di komando oleh Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI). Dan akan menurunkan satuan sebanyak mungkin dari satpol PP provinsi dan
satuan polisi untuk mengamankan dan melarang pedagang masuk ke area taman kota. "Tindakkan tegas ini, perlu dilakukan untuk ketertipan dan keindahan kota kita" ujar
walikota kemarin.

Sementara itu, pihak SRMI sendiri yang temui Pekanbaru Pos dikantornya jalan takri no:2, melalui Sekretaris dewan kota SRMI Pekanbaru, Akhiardi menanggapi santai
terhadap keputusan walikota tersebut,"Walikota pengecut, hanya berani lewat media, coba kalau berani berhadapan langsung dengan pedagang, duduk dan mencari solusi
bersama" Ujarnya. Jumat (21/12)

"Kami tak kan gentar, walaupun itu sudah menjadi keputusan walikota, kami bisa apa, kami akan hadapi dengan massa yang lebih besar, kalau mau di gulingkan dari jabatan
nya silahkan saja" Ungkapnya lagi.

mengenai statment walikota selama ini yang mengatakan pedagang baru yang berjualan di taman kota, pihak SRMI menantang walikota untuk bisa membuktikan dengan data bukan
kata-kata," Dulu memang pedagang lama sudah pindah ke puskopau pasar yang disediakan pemko, tapi karena tidak ada jual beli, pedagang pindah lagi ke taman kota"
Ungkap Akhiardi

Ia menambahkan pedagang bukan mencari kekayaan disana, tapi mencari makan sehari-hari, dan biaya sekolah anak, kalau katanya menertipkan, walikotakan orang
berpendidikan, harusnya mengerti maksud dari menertipkan, di bantu bagaimana bisa tertip, dirapikan dan dikelola, bukan malah di pindahkan, sementara tempat yang
ditawarkan ada dua, arifin ahmad puja sera dan pasar senggol, yang sama-sama kita tahu, pengelolaannya pada pihak ketiga, dan bayar 500 sampai 600 ribu perbulan,
 pedagang sudah mencoba berjualan disana selama enam bulan, tapi tidak hasil, malah merugi," Kalau bisa walikota menjamin dan mengganti rugi sebesar 800 ribu
 perorang pada setiap 205 pedagang setiap malam,kami akan pindah" Ujar Akhiardi.

"Kami tidak pernah mendatangkan pedagang untuk melawan pemko, pedagang yang datang kepada SRMI untuk dibantu advokasi" Tambahnya.

hal senada disampaikan pedagang," Siapa yang mau berjualan jika tidak ada untung, beda dengan pemko mereka digaji, alasan merusak pemadangan tersebut tidak tepat di
ungkapkan seorang pemimpin sekelas walikota, memang buruk bagi pemandangan, tapi baik bagi perekonomian, hanya pemimpin bodoh yang bisa berkata begitu" Kata Muhammad
desem yang juga bendahara Ikatan Pedagang Kreatif Riau (IPKR).

Solusinya mari walikota duduk bersama, jangan arogan, alangkah baiknya wako turun, "kalau pemko minta kontribusi para pedagang untuk pendapat daaerah, akan kita bayar,
tapi selama ini, walikota tidak mau mendengar maunya pedagang, hanya maunya walikota saja yang dituruti, mana janji kampanyenya yang mengatakan akan memperjuangkan
ekonomi kerakyatan, karena nyata selama ini hanya pengusaha  yang di untungkan seperti alpa mard dan indo mard, tanpa memperdulikan nasip rakyat kecil" Ujar Desem.

"kami tidak pernah mengganggu pemko, tidak pernah meminta modal, tapi hanya meminta tempat berjualan, PKL membuka lapangan pekerjaan, harusnya pemko berterimakasih"Katanya lagi.

"Kalau memang wako mengijinkan halaman puskopau tempat resmi alokasi pedagang taman kota, harusnya itu  dikelola dinas pasar dan bukan dikelola oleh preman yang berkedok pedagang untuk kepentingan pribadi dan oknum tertentu" Ungkapnya. Didi Wirayuda






No comments:

Post a Comment