Menerima pemotretan WEDDING CERRMONY PRE WEDDING WISUDA EVENT BIRTHDAY MODEL PRODUCT DLL CONTACT US 081368052602 PIN 2BC87F83 DISKON 30% SELAMA PROMOSI TRUST US TO CAPTURE YOUR SPECIAL MOMENT AND BRING OUT YOUR IMAGINATION TO REAL IMAGE

Monday, June 18, 2012

Keamanan Kampus Tanggung Jawab Bersama

Oleh : Didi Wirayuda

Tampak satpam sedang berkeliling mengamankan kendaraan 
     Akhir Mei lalu, Julianto, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Sosial, tergesa-gesa menuju ke ruang perkuliahan. Tiba di lokal ia baru sadar kunci sepedamotornya belum ia cabut dari kontak. Ia coba cek ke parkiran. Sepeda­motornya sudah tidak di tempat.
Ia lapor ke satpam yang berjaga sambil menyebutkan ciri-ciri kendaraannya. Lalu satpam menyuruhnya langsung ke pos satpam di depan rektorat.
Di pos ia ditanya bukti kepemilikan kendaraan. Itu difotokopi sebagai data untuk jurnal satpam. Setelah semua usai, ia diberi sosialisasi untuk senantiasa mengunci ganda sepedamotor. Dan memastikan bawaan tidak ada yang tertinggal di sana.
 Kata Julianto kunci itu tertinggal karena terburu-buru. Karena konsentrasinya berkurang. Ia berharap agar satpam dapat memperbaiki kinerjanya. “Kalau bisa sepedamotor yang tertinggal, jangan di bawa ke pos. Kasian yang salah duga, dikiranya hilang,” katanya.
Kejadian yang sama juga terjadi di Pusat Bahasa UIN Suska Sukajadi. Nurjanah, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, ia pernah ketinggalan sepedamotornya di pusat bahasa. Waktu itu ia terburu-buru, Senin (19/3).
Ia lapor pada satpam, kemudian ia ditanya bukti kepemilikan kendaraan. Kuncinya pun dikembalikan ketika hendak menjemput sepedamotor dengan satpam tersebut. “Belikanlah Bapak kopi dan gorengan,” ujar satpam. Karena terburu-buru Nurjanah berikan sejumlah uang sebelum pergi.
Ia mengucapkan terimakasih kepada satpam yang berjaga. Karena telah mengamankan sepedamotornya. Namun ia sarankan selayaknya satpam tidak minta imbalan walau sedikit karena itu sudah tugasnya. “Apalagi sama anak kos. Kalau lagi nggak ada uang gimana?” katanya.
Berdasarkan pemantauan dan sebaran angket Gagasan, kunci sepedamotor tertinggal  karena mereka terburu-buru ke kampus. Tidak sedikit mahasiswa lebih dari dua kali ketinggalan kunci.
Menurut Ikhlas Koordinator Lapangan (Korlap) saat ditemui, Senin siang (7/5), mahasiswa kerap lupa memastikan kunci sudah diambil, usai memarkir kendaraannya. “Satu hari minimal sepuluh kunci tertinggal,” ujarnya.
Sejak Januari hingga Juni 2012 ada empat kasus kehilangan sepedamotor. Kendaraan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FASTE) raib saat parkir di halaman gedung Islamic Center. Selanjutnya hal sama terjadi di Fakultas Pertanian dan Peternakan, juga di halaman rektorat. Beberapa hari yang lallu sepeda motor di parkiran Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum turut lesap. Dua bulan sebelumnya pihak satpam berhasil mengagal­kan aksi pencurian sepeda motor di depan Perpustakaan UIN Suska. Hal ini membuat pihak satpam menegur keras bila ada mahasiswa yang berlama duduk di atas sepedamotor.
Daus, seorang satpam mengatakan bukan tidak mau untuk menyimpan kunci kendaraan yang tertinggal. “Kami dilarang untuk 86 di tempat,” kata Daus. Sesuai aturan PT Cahaya Citra Mulia yang menangani satpam UIN Suska, satpam yang menemukan kunci dilarang menyelesaikan di tempat. Mereka harus menghubungi komandan untuk mengamankan kendaraannya ke pos. “Kalau dulu, biasanya kami tunggu, jika tidak  juga  ada laporan kehilangan, baru dibawa ke pos,” ujar Daus.
Menurut Daus kini di pos satpam ada 30 KTM sementara belum diambil mahasiswa. Belum lagi barang berharga, dompet, handphone, dan lainnya. “Setiap hari ada saja mahasiswa yang ketinggalan,” katanya.
Terkadang mahasiswa tidak menghargai  satpam. Ada mahasiswa yang langsung pergi begitu saja, memaki-maki, membentak, sampai ada yang mengajak berkelahi. “Gimana kerja kalian ini, tidak becus. Kenapa bisa hilang,” tirunya. Beberapa pegawai ada juga yang tidak mengikuti peraturan. “Kalau dikasih tahu, kadang dia yang malah marah.”
Sistem kerja satpam empat hari jaga dan dua hari libur. Dua hari pagi, dua hari malam. Dengan personil yang terbatas mereka harus bekerja maksimal, mengamankan kampus. “Jika terjadi sesuatu, kami juga nanti yang dimarahi pihak rektoratm,” ujarnya.
Mengenai komentar proses pengambilan kunci dipersulit. Secara prosedur tidak ada dipersulit. Mahasiswa hanya perlu menunjukkan KTM, Kartu Tanda Penduduk, serta STNK asli. Selanjutnya di kopikan untuk arsip satpam. Jika kartu atau surat yang diminta tidak ada, kendaraan masih tetap ditahan. “Tapi, biasanya urusan itu selesai satu hari,” katanya.
Personil satpam hanya 39 orang, termasuk dengan tiga orang DANRU (Komandan Regu). Nenong salah satu korlap, pihaknya telah rencanakan penambahan anggota dihari sibuk. “Jadi anggota hari Jumat dan Sabtu ditarik dua orang untuk membantu berjaga pada hari-hari sibuk,” terangnya.
Nenong berpesan mahasiswa agar hati-hati memarkir­kan kendaraannya. Pastikan bahwa apa yang di bawa, seperti tas, kunci, dompet, dan barang berharga lain jangan di tinggal di sepedamotor.
Sejauh ini pihaknya telah tempelkan berupa himbauan di tiap fakultas. Berisi untuk menjaga ketertiban berkendaraan. Satpam juga pernah coba menggembok kendaraan mahasiswa yang melanggar area parkir. “Pernah di Tarbiyah dan Faste. Tapi mereka putus dan buang rantai yang dipasang,” tambahnya.
Untuk saat ini mahasiswa sudah mulai tertib. Menurutnya jika portal depan UIN Suska selesai dan adanya pass masuk, kerja pihaknya menjadi lebih ringan. “Kita perketat di gerbang. Yang lain tinggal patroli,” terangnya. Ia tetap mengharapkan kerja sama dari civitas akademika. “Tetap kunci ganda sepedamotor,” tutupnya.
Pihaknya berencana untuk melakukan dialog terbuka dengan mahasiswa. Terkait aturan maupun kinerja satpam di UIN Suska. Ia meminta kerjasama dari seluruh pihak untuk menjaga ketertiban dan keamanan kampus.
Hanifah, Kabag Rumah Tangga UIN, menilai kasus kunci motor ini disebabkan kelalaian mahasiswa. “Itu kesalahan mahasiswa sendiri mengapa meninggalkan kunci motor dan tidak mengunci gandakan motornya. Tugas utama satpam hanya menjaga keamanan kampus, bukan keamanan kendaraan mahasiswa. “Jadi bukan satpam yang salah,” katanya. _Riki, Gilang, Wilna

No comments:

Post a Comment