Menerima pemotretan WEDDING CERRMONY PRE WEDDING WISUDA EVENT BIRTHDAY MODEL PRODUCT DLL CONTACT US 081368052602 PIN 2BC87F83 DISKON 30% SELAMA PROMOSI TRUST US TO CAPTURE YOUR SPECIAL MOMENT AND BRING OUT YOUR IMAGINATION TO REAL IMAGE

Tuesday, April 17, 2012

Selayaknya UIN Suska Transparan



SIKAP

Oleh : Didi Wirayuda
Wartawan Gagasan

Kru Gagasan mengejar Deadline
KOMPLEKSNYA permasalahan dan ramainya perdebatan tentang beasiswa yang ada di UIN Suska, menimbulkan pertanyaan di kalangan mahasiswa. Soal  beasiswa yang tidak tepat sasaran, so­sialisasi yang kurang, rumitnya mengurus persyaratan, pungutan-pungutan liar dari fakultas, serta diperparah dengan calo-calo beasiswa yang sudah lama mendarah daging di kampus madani ini. Mereka manfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sedikit membuka mata kita. Ironis memang, benih kejahatan inte­lektual ini mengakar di sebuah kampus yang men­junjung tinggi nilai keislaman.
  
Kasus ini sebuah potret sulitnya menjadi jujur di negeri ini. “Ingin dapat beasiswa, berbuatlah curang.” Mungkin itu ungkapan yang cocok untuk menggambarkan feno­mena tersebut.
Jean Baudrillard, seorang filsuf Perancis
mengatakan tipologi kejahatan yang sis­tematis dan terorganisir seperti kasus kejahatan ala para intelektual sebagai kejahatan yang sempurna. Sebuah tindak kejahatan yang sudah tertata rapi, terkontrol dan tersembunyi, sehingga tidak tercium baunya. Karena yang melakukan kejahatan ini adalah para intelektual civitas aka­dermika kampus yang dipercaya sebagai ladang moral generasi bangsa.
Hal ini dikuatkan dengan data Indonesian Corruption Watch (ICW) yang kami ambil lewat detiknews.com, terbitan Senin 6 Februari 2012. Sepanjang tahun 2011 terdapat 436 kasus korupsi dan sektor pendidikan justru menjadi lahan paling subur. Menurut ICW. Tingginya kasus korupsi di sektor pendidikan adalah hal baru. Karena di tahun 2010, sektor yang paling tinggi angka korupsinya adalah sektor infrastruktur dengan 85 kasus. Kedua sektor keuangan daerah sebanyak 82 kasus dan pendidikan 47 kasus. Keadaan ini harus menjadi sorotan serius, karena sektor pendidikan memperoleh porsi yang paling besar dari APBN. “Untuk beberapa sektor strategis belum ada korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum. Sektor pendi­di­kan ini harus benar-benar diawa­si,” imbuhnya. 
Alangkah baiknya jika si pengambil kebijakan mengawasi dengan serius, memberantas dan menindaklanjuti dengan sangsi tegas untuk prilaku oknum calo, baik mahasiswa, dosen maupun pegawai. Salah satu calo  mengaku sudah dua tahun  melaku­kan praktek ini. Sedikitnya 400 mahasiswa sudah memakai jasanya dari berbagai fakultas.
Kita berharap ke depan kampus ini mem­punyai transparansi dan menanam­kan nilai kejujuran. Tidak hanya kepada mahasis­wa tapi juga pegawai. Agar prak­tek kecurangan yang nyata di depan mata, sirna di kampus islam madani ini. Hidup mahasiswa…!

No comments:

Post a Comment